Sejarah Perkembangan Pancasila Pada Masa Pra Kemerdekaan dan Masa Kemerdekaan
Pendidikan Pancasila
I. Masa Pra Kemerdekaan
Pancasila merupakan falsafah Negara, ideologi Negara, dan kepribadian dari bangsa Indonesia yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menjalani segala aspek kehidupannya. Pancasila merupakan hasil dari proses panjang perjuangan dari para pejuang bangsa yang merupakan jiwa dari bangsa Indonesia yang lahir dan berkembang dari bangsa Indonesia itu sendiri.
Namun, pada era milenial ini pancasila mulai pudar dan ditinggalkan oleh para generasi muda yang nantinya akan menentukan masa depan bangsa Indonesia. Padahal pancasila sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia yang harus tetap dipelajari dan diamalkan oleh seluruh rakayat Indonesia. Oleh karena itu, untuk memahami makna penting dari “nilai-nilai pancasila” kita harus mengetahui sejarah dari perkembangan pancasila dari masa ke masa, sebagai berikut;
I. Masa Pra Kemerdekaan
Masa Prakemerdekaan merupakan masa pergerakan nasionalisme rakyat Indonesia sebagai upaya yang dilakukan untuk melawan penjajah dengan mewujudkan persatuan. Ernest Renan berpendapat nasionalisme merupakan keinginan besar untuk bersatu dan bernegara sehingga Negara menjadi kuat dan tidak mudah goyah dengan berbagai persoalan baik dari dalam maupun luar. Pergerakan nasional merupakan masa dimana bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme serta kesadaran untuk memperoleh kemerdekaan.
(1) Masa Perintis
Masa perintis merupakan masa ketika semangat kebangsaan mulai dirintis melalui pembentukan organisasi-organisasi pergerakan nasional sebagai langkah awal dari nasionalisme. Organisasi-organisasi pergerakan nasional meliputi,
- BUDI UTOMO (20 Mei 1908)
(Dr. Soetomo)
Budi Utomo merupakan organisasi yang menjadi awal dari pergerakan nasioanal Indonesia dan merupakan organisasi pertama pada masa pergerakan nasional yang didirikan Dr. Soetomo dan para mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten (STOVIA) yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908 yang akhirnya kita peringati sebagai hari “kebangkitan nasional”. Organisasi ini diperkasai Dr. Wahidin Sudirohusodo, yaitu seorang alumni STOVIA yang sering mengkampanyekan gagasannya dengan berkeliling di kota-kota besar di pulau jawa tentang bantuan dana bagi para pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan, sehingga menginspirasi pembentukan organisasi yang bukan bersifat politik, tetapi sosial, ekonomi dan budaya.
Adanya budi utomo mempelopori perjuangan dengan memanfaatkan kekuatan pemikiran bukan hanya peerjuangan mengangkat senjata dan mengandalkan kekuatan fisik saja dan sebagai langkah awal dari sebuah gerakan yang mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan.
- INDISCHE PARTIJ (25 Desember 1913)
Indische partij merupakan partai politik pertama di hindia belanda berdiri tanggal 25 desember 1912 didirikan oleh 3 serangkai Douwes Dekker (Danurdirja Setiabudhi), Tjipto Mangoenkusumo, dan Surwadi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Indische partij didirikan dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan kaum pribumi (Indonesia) yang pada saat itu memiliki dendam terhadap segala sesuatu yang bercorak Belanda karena adanya tindakan diskriminasi dan rasisme yang menjadikan kaum Indonesia menjadi kaum yang terlupakan.
Dalam keaggotaannya Indische partij terbuka untuk semua golongan bangsa tanpa adanya perbedaan kelas/kasta sehingga Indische partij berhasil membentuk 30 cabang dengan anggota mencapai 730 anggota pada awal tahun pendiriannya. Indische partij ingin membangun kesadaran patriotisme dan nasionalisme rakyat Indonesia, menjalin kerjasama untuk meningkatkan ketertiban Negara dan mempersiapkan kehidupan rakyat setelah merdeka. Hal inilah membuat pemerintah kolonial Belanda merasa bahwa Indische partij merupakan suatu ancaman besar sehingga perlu dimusnahkan dengan ditetapkannya Indische partij pada 1913 sebagai organisasi berbahaya dan terlarang dan diasingkan tiga serangkai ke tempat yang berbeda agar tidak mempengaruhi orang-orang di Hindia Belanda. Indische partij bubar karena ketika kembali, ketiga tokoh tersebut berpencar mengikuti nasib perjuangan masing-masing, seperti Ki Hajar Dewantara yang mengabdikan dirinya di dunia pendidikan, Douwes Dekker semakin beringas dalam menulis kritikan terhadap pemerintah kolonial Belanda seperti karyanya Max Havelar .Meskipun usianya pendek, Indische partij juga berperan dalam sejarah perkembangan gerakan nasional bangsa Indonesia.
- SAREKAT ISLAM
Sarekat Dagang Islam merupakan organisasi yang dirintis oleh Haji Samanhudi pada 16 Oktober 1905 di Surakarta yang pada awalnya hanyalah perkumpulan pedagang-pedagang islam yang mempunyai tujuan untuk menghimpun para pedagang pribumi muslim, membangun persaudaraan, persahabatan, dan saling tolong-menolong diantara kaum muslim agar dapat bersaing dengan para pedagang tionghoa sehingga mampu mengembangkan perekonomian rakyat. Dalam hal keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat muslim.
Pada 1912 Sarekat Dagang Islam berganti nama menjadi Sarekat Islam oleh H.O.S.. Tjokroaminoto. Hal ini didasarkan bahwa Sarekat Islam tidak hanya bergerak dalam bidang agama dan ekonomi tetapi juga dalam bidang politik sehingga keanggotaanya semakin luas bukan lagi para pedagang saja.
Latar belakang Sarekat islam meliputi sebagai perlawanan terhadap para pedagang perantara di China, isyarat kepada umat islam untuk menunjukkan kekuatannya, dan membentuk front perlawanan untuk semua penghinaan terhadap kaum pribumi.
Pada mulanya Sarekat islam ini merupakan gerakan massa yang sangat ditakuti oleh pemerintah lambat laun mengalami kehidupan yang tragis. Karena adanya perubahan sikap politik dimana partai yang didirikan sarekat islam yaitu PSI (Partai Serikat Islam) tidak lagi mempercayai pemerintah dan menolak untuk bekerja sama dengan pemerintah.
(2) Masa Penegas
Masa penegas merupakan masa mulai ditegaskan semangat kebangsaan pada diri bangsa indonesia yang di tandai dengan adanya kongres pemuda indonesia II pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta.
KONGRES PEMUDA I DAN II
- Kongres Pemuda I (30 April – 2 Mei 1926)
Kongres pemuda I merupakan sebuah rapat besar yang dihadiri perwakilan perhimpunan para pemuda/pemudi dari berbagai daerah yang terjadi pada 30 April – 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta). Adapun yang berpartisipasi meliputi Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun, dsb.
Tujuan diadakannya kongres pemuda I ini adalah untuk mencari jalan membina perkumpulan pemuda yang tunggal dengan membentuk suatu badan sentral yang bertujuan untuk memajukan persatuan bangsa Indonesia dan menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda kebangsaan di tanah air. Akan tetapi, kongres pemuda I memperoleh hasil yang tidak memuaskan bagi semua pihak karena adanya perbedaan pandangan sehingga disepakati diadakannya kongres pemuda II untuk menemukan kesatuan pemikiran sebagai titik terang dan kesepakatan yang menjadi satu diantara semua pihak (Mardanas Safwan, 1996:106).
Hasil keputusan kongres pemuda I, sebagai berikut
Pertama; mengusulkan agar semua perkumpulan pemuda bersatu dalam organisasi pemuda Indonesia, baik secara fusi ataupun federasi
Kedua; Mempersiapkan diselengarakannya kongres pemuda II
- Kongres Pemuda II (27- 28 Oktober 1928)
Kongres pemuda II merupakan sebuah rapat besar yang merupakan kelanjutan dari kongres pemuda I yang berlansung tahun 1926 yang terjadi pada 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta) yang dipimpin oleh pemuda Soegondo Djojopoespitos dari Persatuan Pelajar–pelajar Indonesia (PPPI) dan wakilnya Joko Marsaid (Jong Java). Adapun lokasi kongres pemuda II pada 27 Oktober 1928 berlangsung di gedung katholikee Jongelingen (Gedung pemuda katolik) dan pada 28 Oktober 1928 di Gedung Oost Java (Sekarang; Jln. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat) .
Tujuan diselenggarakannya Kongres pemuda II meliputi melahirkan cita-cita semua perkumpulan para pemuda Indonesia untuk meningkatkan semangat persatuan para pemuda Indonesia yang memiliki keinginan yang sama untuk bisa merdeka, membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia, dan memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.
Hasil keputusan kongres pemuda II, sebagai berikut
Pertama; Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua; Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Ketiga; Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Selain itu pada kongres pemuda II ini ditetapkan lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman sebagai lagu kebangsaan bangsa Indonesia.
KESIMPULAN
Pada masa prakemerdekaan pancasila memang masih belum terbentuk tapi semangat nasionalisme sudah mulai tumbuh dan berkembang pada masa itu.
II. Masa Kemerdekaan
1. BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan) adalah suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan jepang sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan dan simpati dari bangsa Indonesia berupa tenaga/tentara dengan membantu proses kemerdekaan bangsa Indonesia seperti janji yang dilontarkan oleh PM. Koiso pada 7 September 1944. BPUPKI bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kermedekaan Indonesia.
- Sidang pertama BPUPKI (28 Mei 1945 - 1 Juni 1945) :
Pada Tanggal 28 Mei 1945 sidang pertama dimulai pada pukul 11.30 WIB di GEDUNG TYWUUOO SANG-IN (DEPAR LUAR NEGERI PEJAMBON JAKARTA) sebagai ACARA PEMBUKAAN.
Pada Tanggal 29 Mei 1945, 31 Mei 1945, 1 Juni 1945 terjadi proses perumusan pancasila, berikut
1. MUHAMMAD YAMIN (29 MEI 1945) Mengusulkan :
-Calon rumusan dasar Negara, sebagai berikut;
1.PERI KEBANGSAAN
2.PERI KEMANUSIAAN
3.PERI KETUHANAN
4.PERI KERAKYATAN
5.PERI KESEJAHTERAAN RAKYAT KEADILAN SOSIAL
-Mengusulkan rumusan UUD RI
2. PROF DR SOETOMO (31 Mei 1945), Mengusulkan;
-Teori-teori Negara, meliputi
1.Teori negara perseorangan (INDIVIDUALIS)
2.Paham negara kelas (CLASS THEORY)
3.Paham Negara interalistik
3. Ir. SOEKARNO (1 Juni 1945) Mengusulkan;
-Calon rumusan dasar Negara, sebagai berikut;
1.Nasionalisme (KEBANGSAAN INDONESIA)
2.Internasionalisme (PERI KEMANUSIAAN)
3.Mufakat (DEMOKRASI)
4.Kesejahteraan Indonesia
5.Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan yang Berkebudayaan)
- Sidang kedua BPUPKI (10 Juli 1945 - 16 juli 1945) :
Membahas beberapa keputusan penting yang patut diketahui dalam rapat BPUPKI yang kedua meliputi
10 Juli 1945 ; diambil keputusan tentang bentuk negara.
11 Juli 1945 ; keputusan mengenai mengenai luas wilayah negara baru dan pembentukan panitia kecil perancang UUD
14 Juli 1945; bersidang lagi dan melaporkan hasil pertemuannya titik (susunan UUD terdiri atas 3 bagian, yaitu Pernyataan bahwa bangsa Indonesia merdeka, pembukaan yang didalamnya terkandung dasar negara pancasila, dan pasal-pasal UUD).
2. PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai)
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kemerdakaan Indonesia yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 diketuai oleh Ir. Soekarno, wakilnya Moh. Hatta dan dianggotai oleh 21 orang lainnya. Pada 7 Agustus 1945 dianggap sebagai sidang pertama PPKI, rencana sidang kedua diselenggarakan tanggal 16 Agustus 1945, namun pada kenyataannya pada tanggal tersebut dini hari Ir. Soekarno dan Bung Hatta diculik oleh sejumlah pemuda (Golongan muda) untuk dibawa ke Rengasdengklok, Jawa barat.
Peristiwa penculikan Soekarno dan Bung Hatta yang dilakukan oleh pemuda disebabkan adanya rasa keinginan untuk memproklamirkan kemerdekaan secepat-cepatnya. Keinginan dari golongan pemuda ditentang oleh golongan tua karena mereka menginginkan keputusan kapan diproklamirkan kemerdekaan tergantung pada hasil sidang PPKI pada tanggal 16 Agustus 1945. Pada pagi hari Achmad Soebarjo pergi ke Rengasdengklok untuk menjemput Ir. Soekarno dan Bung Hatta untuk melakukan rapat yang dimana rapat tersebut menyepakati proklamasi diselenggarakan pada hari Jumat 17 agustus 1945. Pada malam harinya rombongan berangkat ke Jakarta menuju kerumah Laksamana Maeda di jalan MyakoDori, sekarang jalan Imam Bonjol 1. Untuk menyusun naskah teks proklmasi.
3. Proklamasi
Pada hari jumat, 17 Agutus 1945 Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Tempat dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56, yang tidak lain di kediaman Bung Karno. Acara berlangsung menyampaikan pidato singkat, lalu teks proklamasi dibacakan Bung Karno pukul 10.00 wib. Dilanjutkan pengibaran bendera a Merah Putih dengan iringan lagu Indonesia raya karya Wage Rudolf Supratman.
Pada 18 Agustus 1945 diselenggarakan sidang resmi PPKI yang pertama. Sidang pertama dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan sebagai berikut:
-Mengesahkan UUD 1945
-Memilih Ir.Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai Presiden dan Wakil presiden.
-Menetapkan berdirinya komite nasional Indonesia pusat sebagai badan musyawarah darurat.
Pada 19 Agustus 1945 dilaksanakan sidang kedua PPKI yang menghasilkan ketetapan sebagai berikut:
-Pembagian wilayah republik Indonesia menjadi 8 provinsi sekaligus menunjuk gubernur-gubernurnya.
-Dibentuknya kementerian atau departemen yang meliputi 12 departemen.
Pada 20 Agustus 1945 dilaksanakan sidang ketiga PPKI dalam bentuk rapat kecil yang menghasilkan keputusan berupa dibentuknya badan keamanan rakyat (BKR) yang berasal dari tentara HEIHO dan PETA. Dan pada 22 Agustus 1945 dilaksanakan sidang keempat PPKI yang menghasilkan keputusan berupa dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI).
Daftar Pustaka
Amran, Ali.2017.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Depok:Rajawali Pers.
Sularto, Sularto dan D. Rini Yunarti.2009.Konflik Dibalik Proklamasi.Jakarta:Kompas.
Yunarti, D. Rini. 2003. BPUPKI, PPKI, Proklamasi Kemerdekaan RI. Jakarta:Kompas.
https://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah-indische-partij
https://www.sridianti.com/sejarah-singkat-sarekat-islam.html
https://tirto.id/isi-makna-sejarah-hari-sumpah-pemuda-28-oktober-1928/
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-budi-utomo/
Komentar
Posting Komentar